RSS
Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Arai Sang Pemimpi



Sahabat, beberapa waktu lalu saya bersama keluarga sempat menikmati sebuah karya yang luar biasa, Film Sang Pemimpi. Sungguh memotivasi. Mungkin anda juga sudah melihat Film tersebut, atau membaca novelnya.

Saya berniat menuliskan salah satu adegan yang sangat menginspirasi saya dari film tersebut. Menurut informasi yang saya terima, kisah-kisah dalam Novel atau Film tersebut adalah kisah nyata dari si penulis, Andrea Hirata.

(sebelumnya maaf jika salah, kurang sesuai dengan novelnya ^_^)

Suatu ketika Arai sahabat Ikal memecahkan celengan uang mereka yang hampir setahun lamanya mereka menabung. Arai seorang anak SMP yang penuh semangat, mengajak Ikal ke toko, untuk membelikan sesuatu dari hasil tabungan mereka.

Tiba-tiba Arai memesan tepung, gula, dan berbagai bahan-bahan kue. Melihat kejadian itu, Ikal langsung marah.

"Apa-apaan kau Rai... Tabungan yang kita kumpulkan setahun lamanya, cuma kau belikan tepung dan Gula... Gila kau Rai. Lagian tabunganku lebih banyak dari kau" Protes Ikal.

"Percayalah dengan Aku"

"Percaya dari mana?"

Sampai perkelahian kecil terjadi diantara mereka. Hingga Ikalpun mengalah, dengan mengikuti ide aneh Arai.

Arai mengajak Ikal ke rumah tetangganya, seorang janda beranak satu, yang sering meminta beras di rumah Ikal. Janda tersebut terpaksa mengemis dan menjual barang-barang dirumahnya tuk menyambung hidup semenjak ditinggal suaminya.

Arai dan Ikal pun menemui Ibu janda tersebut, dan memberikan bahan-bahan kue itu kepadanya.

"Katanya, ibu pandai buat kue ya? Cobalah Ibu menjual kue tuk dijual, pasti laris. Ini bahan-bahan kue untuk Ibu dari tabungan kami", kata Arai.

Sang Ibu, langsung terharu dengan memeluk mereka. Ucapan terimakasih berkali-kali terlontar dari mulut ibu tersebut. Saat itulah Ikal semakin takjub dengan kemuliaan dan ketulusan hati Arai. Bukan Cuma ketulusan, tapi kecerdasan Arai tuk berfikir solusi.

~~~

Sahabat, kisah tersebut bagaikan tamparan yang membuat malu kepada diri saya sendiri. Ya, malu kepada seorang anak SMP yang peduli dan berfikir sangat dewasa. Dia bukan sekedar membantu sementara, tapi berusaha memberikan solusi jangka panjang kepada tetangganya tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 My Lovely Notes. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy | Distributed by Blogger Template Place