RSS
Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Kroket Hancur


Sebenarnya ini ga layak posting, tapi dari pada ga ada postingan hari ini akhirnya diposting aja deh...big grin
Ceritanya pengen buat kroket kentang, tapi entah kenapa tidak seperti yang diharapkan...HANCUURRR...hiks...yang penting masih bisa dimakan big grin

Kroket Hancur

Bahan:
4 bh kentang ukuran sedang, kukus, haluskan
1 bh wortel kecil, potong kotak-kotang
1 potong daging dada ayam (sisa buat pangsit kuah kemarin) cincang
1 bh daun bawang, rajang halus
½ bh bawang bombay ukuran kecil, cincang
1 siung bawang putih, cincang
1 sdm susu bubuk
1 bh kuning telur
Keju quick melt, parut
Air secukupnya
Garam dan merica secukupnya

Cara Membuat:
- Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai harum
- Masukkan ayam cincang, oseng sampai berubah warna
- Masukkan wortel, garam, merica, susu bubuk, daun bawang, air, masak sebentar
- Campur dengan adonan kentang halus, tambahkan telur, aduk rata
- Berhubung ga bisa dibentuk, akhirnya dimasak pakai cetakan takoyaki
- Tambahkan keju parut di atasnya, masak sampai matang

Rasanya...hmm...enak kok, malah kayak bergedel & cocok buat lauk...laughing
Baca lanjutannya...

Kerang



Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata,

"Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak,

"Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

~~~

Sahabat, cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kita, cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu... "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga........

Buat yg sedang bersedih, yang jelas sekali lagi "KESABARAN PASTI SELALU BERBUAH MANIS"
Baca lanjutannya...

Harta Kita yang Sebenarnya


Setelah seminggu posting soal resep melulu, hari ini posting tentang cerita motivasi lagi...seperti biasa, cerita ini dari grup Cerita-Cerita Motivasi yang ada di Facebook.

Sahabat...
Kita sering salah menyikapi HARTA KITA YANG SEBENARNYA milik kita, banyak orang menumpuk hartanya di bank, investasi saham, membeli tanah, rumah, mobil dan lain sebagainya. Apakah benar itu milik kita yang sebenarnya???

Untuk menjawabnya marilah kita belajar dengan kisah Ibu Ella yang sangat sederhana ini:

Ibu Ela adalah wanita yang pekerjaannya mengumpullkan sampah plastic dari kemasan. Cuma untuk memperolehnya, dia harus memungutnya di sungai. Wanita paruh baya, kurus, rambutnya diikat ke belakang, banyak warna putihnya itu berumur 54 tahun, inilah petikan wawancara tim Uang Kaget RCTI dengan Bu Ela:

“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikum salam. Ada apa ya Pak?” tanya Ibu Ela..
“Saya dari tabloid An Nuur, mendapat cerita dari seseorang untuk menemui Ibu. Kami mau wawancara sebentar, boleh Bu…?” saya menjelaskan, dan mengunakan ‘Tabloid An Nuur’ sebagai ‘penyamaran’.
“Oh.. boleh, silahkan masuk.”

Ibu Ela, masuk lewat pintu belakang. Saya menunggu di depan. Tak beberapa lama, lampu listrik di ruang tengahnya nyala, dan pintu depan pun dibuka.

“Silahkan masuk…”
Saya masuk ke dalam ‘ruang tamu’ yang diisi oleh dua kursi kayu yang sudah reot. Tempat dudukannya busa yang sudah bolong di bagian pinggir. Rupanya Ibu Ela hanya menyalakan lampu listrik jika ada tamu saja. Kalau rumahnya ditinggalkan, listrik biasa dimatikan. Berhemat katanya.

“Sebentar ya Pak, saya ambil air minum dulu” kata Ibu Ela. Yang dimaksud Ibu Ela dengan ambil air minum adalah menyalakan tungku dengan kayu bakar dan diatasnya ada sebuah panci yang diisi air. Ibu Ela harus memasak air dulu untuk menyediakan air minum bagi tamunya.

“Iya Bu.. ngga usah repot-repot.” Kata saya ngga enak.

Kami pun mulai ngobrol, atau ‘wawancara’. Ibu Ela ini usianya 54 tahun, pekerjaan utamanya mengumpulkan plastic dan menjualnya seharga Rp 7.000 per kilo. Ketika saya tanya aktivitasnya selain mencari plastic, “Mengaji…” katanya

“Hari apa aja Bu…?” Tanya saya.

“Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu…” jawabnya. Hari Jum’at dan Minggu adalah hari untuk menemani Ibunya yang dirawat di rumahnya.

Oh.. jadi mengaji rupanya yang jadi aktivitas paling banyak. Ternyata dalam pengajian itu, biasanya ibu-ibu pengajian yang pasti mendapat minuman kemasan, secara sukarela dan otomatis akan mengumpulkan gelas kemasan air mineral dalam plastik dan menjadi oleh-oleh untuk Ibu Ela.

Hmm, sambil menyelam minum air rupanya. Sambil mengaji dapat plastik.

Saya tanya lagi, “Paling jauh pengajiannya dimana Bu?”
“Di dekat terminal Bubulak, ada mesjid taklim tiap Sabtu. Saya selalu hadir; ustadznya bagus sih…” kata Ibu Ela.

“Kesana naik mobil dong..?” tanya saya.
“Saya jalan kaki” kata Ibu Ela
“Kok jalan kaki…?” tanya saya penasaran.

Penghasilan Ibu Ela sekitar Rp 7.000 sehari. Saya mau tahu alokasi uang itu untuk kehidupan sehari-harinya. Bingung juga bagaimana bisa hidup dengan uang Rp 7.000 sehari.

“Iya.. mas, saya jalan kaki dari sini. Ada jalan pintas, walaupun harus lewat sawah dan jalan kecil. Kalau saya jalan kaki, khan saya punya sisa uang Rp 2.000 yang harusnya buat ongkos, nah itu saya sisihkan untuk sedekah ke ustadz…” Ibu Ela menjelaskan.

“Maksudnya, uang Rp 2.000 itu Ibu kasih ke pak Ustadz?” Saya melongo. Khan Ibu ngga punya uang, gumam saya dalam hati.

“Iya, yang Rp 2.000 saya kasih ke Pak Ustadz… buat sedekah.” Kata Ibu Ela, datar.

“Kenapa Bu, kok dikasihin?” saya masih bengong.

“Soalnya, kalau saya sedekahkan, uang Rp 2.000 itu udah pasti milik saya di akherat, dicatet sama Allah…. Kalau uang sisa yang saya miliki bisa aja rezeki orang lain, mungkin rezeki tukang beras, tukang gula, tukang minyak tanah….” Ibu Ela menjelaskan, kedengarannya jadi seperti pakar pengelolaan keuangan keluarga yang hebat.

Dzig! Saya seperti ditonjok Cris John. Telak! Ada rambut yang serempak berdiri di tengkuk dan tangan saya. Saya Merinding!

Ibu Ela tidak tahu kalau dia berhadapan dengan saya, seorang sarjana ekonomi yang seumur-umur belum pernah menemukan teori pengelolaan keuangan seperti itu.

Jadi, Ibu Ela menyisihkan uangnya, Rp 2.000 dari Rp 7.000 sehari untuk disedekahkan kepada sebuah majlis karena berpikiran bahwa itulah yang akan menjadi haknya di akherat kelak?

‘Wawancara’ yang sebenarnya jadi-jadian itu pun segera berakhir. Saya pamit dan menyampaikan bahwa kalau sudah dimuat, saya akan menemui Ibu Ela kembali, mungkin minggu depan.

Saya sebenarnya on mission, mencari orang-orang seperti Ibu Ela yang cerita hidupnya bisa membuat ‘merinding’..Saya sudah menemukan kekuatan dibalik kesederhanaan. Keteguhan yang menghasilkan kesabaran. Ibu Ela terpilih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa dan tak terduga.

Minggu depannya, saya datang kembali ke Ibu Ela, kali ini bersama dengan tim kru televisi dan seorang presenter kondang yang mengenakan tuxedo, topi tinggi, wajahnya dihiasai janggut palsu, mengenakan kaca mata hitam dan selalu membawa tongkat. Namanya Mr. EM (Easy Money)

Kru yang bersama saya adalah kru Uang Kaget, program di RCTI yang telah memilih Ibu Ela sebagai ‘bintang’ di salah satu episode yang menurut saya salah satu yang terbaik. Saya mengetahuinya, karena dibalik kacamata hitamnya, Mr. EM seringkali tidak kuasa menahan air mata yang membuat matanya berkaca-kaca. Tidak terlihat di televisi, tapi saya merasakannya.

Ibu Ela mendapatkan ganti dari Rp 2.000 yang disedekahkannya dengan Rp 10 juta dari uang kaget. Entah berapa yang Allah akan ganti di akherat kelak.

Ibu Ela membeli beras, kulkas, makanan, dll untuk melengkapi rumahnya. Entah apa yang dibelikan Allah untuk rumah indahnya di akherat kelak...

Sahabat...
Hidup ini fana...sementara...
Kita diberi waktu di dunia ini untuk menyiapkan KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA di akhirat.
Barang siapa yang mengumpulkan hartanya hanya untuk KEDUNIAAN maka itu semua PASTI akan DITINGGALKAN...
Tetapi barang siap mengumpulkan hartanya untuk NEGERI AKHIRAT, maka kita PASTI akan MENDATANGINYA....
Sudahkah kita menyiapkan HARTA KITA YANG SEBENARNYA di akherat?
Baca lanjutannya...

Bola-bola Mie


Malem-malem laper, ga ada nasi, mi dug-dug belum lewat, akhirnya setelah cek bahan-bahan yang ada di rumah, Mami buatin bola-bola mi, lumayan nendang kalo untuk cemilan. Bentuknya juga lucu. Bahannya sama kayak kalo biasanya buat martabak mi atau pizza mi, cuma ini dicetak pakai cetakan takoyaki/poffertjes.

Bola-bola Mie

Bahan:
2 bungkus mi goreng instan
4 butir telur
Daun bawang sesuai selera, iris halus

Cara Membuat:
- Rebus mi instan, tiriskan
- Kocok lepas telur, masukkan mi instan yang sudah ditiriskan berikut daun bawang dan bumbunya, aduk rata
- Panaskan cetakan takoyaki/poffertjes, masukkan adonan ke dalam cetakan
- Kalau sudah agak berkulit, cungkil dengan tusuk sate, balik sampai membentuk bulatan
- Setelah matang, angkat dan sajikan

Untuk penyajiannya bisa juga ditusuk seperti ini:

Baca lanjutannya...

Kue Lumpur Manis


Pagi ini pengen buat kue lumpur mini, hampir sama kayak kue lumpur sebelumnya, tapi yang ini maniss...kayak yang buat big grin sayang ga bikin banyak, karena...GASnya HABIIISSS!!! rolling on the floor untung udah mateng satu kloter...rasanya enak empuk, pas buat cemilan happy

Resep Kue Lumpur Manis

Bahan:
3 buah kentang ukuran sedang, sekitar 250gr(harusnya 4, tapi yang satu busuk... sick ) kukus dan haluskan
50 gr tepung terigu (kira-kira 5 sdm agak munjung)
5 sdm gula pasir (ternyata agak kemanisan, mungkin 4 sdm udah cukup)
2 butir telur, diambil kuningnya aja
1 sachet susu kental manis, cairkan dengan 100ml air
1 sachet vanili bubuk
2 sdm margarin, lelehkan
seujung sendok kecil garam halus
Keju cheddar parut sesuai selera
Kismis secukupnya

Cara Membuat:
- Kocok kuning telur dengan gula & vanili bubuk, sampai gula larut
- Tambahkan terigu dan kentang halus secara bertahap, aduk rata
- Masukkan susu cair, sambil tetap diaduk
- Terakhir, masukkan margarin cair
- Kelupaan satu, masukkan keju parut, aduk lagi
- Panaskan cetakan takoyaki/poffertjes, kalau udah panas, masukkan adonan, tutup sampai setengah matang
- Taruh kismis di atasnya, tutup lagi, masak sampai matang
- Taaarrrraaaa....udah mateng, siap dimakaaann...thumbs up
Baca lanjutannya...

Poffertjes


Penasaran bikin poffertjes gagal mulu, yang pertama rasanya enak, tapi teksturnya keras. Yang kedua, hambar...bentuknya ga bulet lagi. Nah ini yang ketiga...enak sih...tapi cocok buat senam muka, soalnya alot! rolling on the floor
Kira-kira kenapa ya? Padahal udah sesuai resep (ambil resep dari majalah Sedap untuk PEMULA). Waktu masih anget sih empuk, pas udah dingin...hmm...I don't want to see

Resep Poffertjes

Bahan:
125 gr tepung terigu
½ sdt baking powder
½ sdt ragi instan
½ sdt garam
1 kuning telur
200 ml susu cair
gula halus untuk taburan

Cara Membuat:
- Ayak tepung terigu bersama baking powder, sisihkan..
- Campur dengan ragu, kuning telur, dan susu. Aduk rata
- Tambahkan garam, aduk rata kembali
- Panaskan cetakan poffertjes, tuang adonan sampai penuh, waktu sudah berkulit, cungkil dengan tusuk sate
- Biarkan hingga matang, dibolak-balik sampai bentuk bulatan (ini yang paling susah!)
- Angkat poffertjes, sajikan dengan gula halus
Baca lanjutannya...

Jalan-jalan ke Madura


Postingan kali ini bukan resep, tapi masih berhubungan dengan makanan. Ceritanya waktu itu diajak kondangan ke Surabaya beberapa bulan yang lalu, pergi ke sana bertiga sama Papi Mami. Sampai di sana dijemput sama temen Papi, diajak ke Madura karena Papi pengen nyobain yang namanya jembatan SURAMADU. Hwahahaha...asik asik asiikk...seumur-umur belum pernah ke sana! Maduraa...here we come... big hug

Lewat SURAMADU untuk mobil bayar Rp 30.000, motor Rp 3.000 (kalo ga salah inget ya...). Itu seperti masuk ke jalan tol, jembatannya kokoh. Tapi sempet ketar-ketir juga waktu nyampe tengah...hehe big grin

Sampai di Madura, langsung diajak makan ke sebuah rumah makan yang rame banget, tapi lupa namanya apa. Yang pasti punya menu khas, BEBEK GORENG SAMBAL MANGGA. Rasanya enaaakkk banget...terutama sensasi sambal mangganya. Bikin kemeceerrr...enak banget deh pokoknya. Oya, sebelum makan, aku sempet mengabadikan (hayyah!) satu porsi bebek goreng sambal mangga:


Gimana, gimana? Terlihat enak kan? Apalagi rasanya...mak nyusss!!! thumbs up
Baca lanjutannya...
Copyright 2009 My Lovely Notes. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy | Distributed by Blogger Template Place